jalanlain.com - Literasi. Setiap yang kita lihat, menghasilkan perasaan tertentu. Contohnya di hotel berbintang, ada banyak lukisan, hiasan dinding, atau dekorasi ruangan yang indah.
Membuat perasaan pengunjung merasa nyaman. Bandingkan saat kamar sendiri acak-acakkan dan bahkan kotor, rasanya tidak nyaman.
Hal yang sama dengan imajinasi alias apa yang kita bayangkan. Saat menginajinasikan esok urusan mudah dan lancar, kita jadi semangat menunggu hari esok.
Beda kalau kita membayangkan esok bakal datang debt collector dan tidak ada uang untuk membayar, rasanya ingin menghentikan waktu dan merasa cemas.
Benar?
Jadi mood kita atau semangat kita dipengaruhi apa yang kita hadirkan dalam pikiran. Akan baik bila kita sudah bersemangat dulu sebelum melakukan sesuatu, prosesnya jadi menyenangkan dan hasilnya pun tuntas.
Beda kalau sejak awal tidak semangat, prosesnya banyak penundaan, diulur-ulur, dan hasilnya pun bisa tidak tuntas atau tidak berhasil.
Kalau tahu begini, pasti memilih bersemangat kan?
Tapi tunggu dulu!
Kenyataannya tak sadar kita malah membayangkan sesuatu itu akan sulit dan lama prosesnya padahal belum dicoba sama sekali.
Dampaknya jadi membayangkan gagal dan otomatis perasaan pun jadi kurang semangat. Padahal belum dilakukan.
Ciri pikiran sedang membayangkan sulit adalah saat ditawari pekerjaan baru, lalu berkata "baik akan saya coba!" Atau "baik, saya usahakan!"
Kata coba atau mencoba serta berusaha atau usahakan dalam konteks kalimat diatas artinya menganggap pekerjaannya sulit dan membayangkan gagal.
Makanya memilih kata "mencoba" atau "berusaha" sehingga kalau tidak berhasil, merasa benar karena sudah mencoba dan berusaha.
Sebagai pembanding, pernahkah Anda mengatakan "saya coba bernafas besok ya." Atau "saya akan berusaha bernafas besok."
Tidak pernah kan?
Sebab bernafas dianggap lumrah, biasa, dan sangat mudah. Benar?
Artinya pemilihan kata mencoba atau berusaha mewakili imajinasi negatif di pikiran bahwa itu hal yang sulit atau susah.
Itu sebabnya kenapa kita sering gagal atau hasil tidak sesuai harapan, sebab menghadirkan imajinasi negatif terlebih dahulu.
Sekarang bagaimana kalau kalimatnya kita ganti, "Saya memilih bisa." Maka imajinasi Anda membayangkan pekerjaan tuntas bukan?
Dengan kata lain, pemilihan kata bisa mengubah apa yang kita imajinasikan dan akhirnya memperbaiki mood kita.
Jangan-jangan saya bisa?
Bagaimana kalau saya bisa?
Sepertinya saya bisa
Bisa saja saya bisa
Saya memilih bisa
Saya bisa
Itu adalah kalimat yang saya ulang-ulang untuk menjadi imajinasi ke pikiran bahwa "saya bisa" dan membuat saya pun bersemangat melakukan sesuatu.
Penting untuk bersemangat sebelum melakukan sesuatu dan pikiran membayangkan kemenangan dulu.
Setuju?
Wallahu'alam
Ahmad Sofyan Hadi
Penulis buku Reset Hati Instal Pikiran.
Download Free Ebook "Temukan Mentalblock melalui Analisa Tanda Tangan ''
http://guruahmadfauzi.behindsign.com
🏡KELAS AFIRMASI ONLINE
Dengan visi besar "Memutus Rantai Kekerasan dalam Rumah Tangga"
Download Free Ebook "Temukan Mentalblock melalui Analisa Tanda Tangan ''
http://guruahmadfauzi.behindsign.com
🏡KELAS AFIRMASI ONLINE
Dengan visi besar "Memutus Rantai Kekerasan dalam Rumah Tangga"
Posting Komentar untuk "SALAH MEMILIH KATA, SESAL TANPA UJUNG"